Konferensi Asia Afrika 2019: Pesta Yang Penuh Sejarah

Konferensi Asia Afrika 2019: Pesta Yang Penuh Sejarah
Sumber: Ipphos

Konferensi Asia Afrika 2019: Pesta Yang Penuh Sejarah – Prestisa. Dikutip dari Asian African Museum, Konferensi Asia Afrika merupakan peristiwa bersejarah bagi politik luar negeri Indonesia. Konferensi ini terjadi hanya 10 tahun setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tepatnya tanggal 18-24 April 1955 dan berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Peristiwa ini sangat penting karena dalam waktu yang singkat, bangsa Indonesia sudah berani mengusulkan serta bersedia menjadi tuan rumah bagi konferensi internasional. Terlebih, konferensi tersebut berakhir dengan sukses.

Melahirkan persatuan sikap serta adanya pedoman kerja sama antara bangsa-bangsa Asia Afrika. Serta ikut bekerja sama dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.

Lalu, bagaimana awal mula konferensi tersebut diadakan?

Latar Belakang

Penjajahan yang dialami oleh negara-negara terutama di kawasan Asia dan Afrika sejak abad ke-15 dinilai sudah sangat memprihatinkan.

Meskipun sejak tahun 1945 banyak negara, terutama di Asia yang telah memperoleh kemerdekaannya. Seperti Indonesia, Vietnam, Filipina, Pakistan, India. Namun, masih banyak negara yang masih memperjuangkan kemerdekaannya. Seperti, Aljazair, Tunisia, Maroko dan di wilayah Afrika lainnya.

Keprihatinan yang ada semakin parah dengan adanya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi. Yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (kapitalis) dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet (komunis) semakin memanaskan situasi dunia. Karena menimbulkan ketakutan dunia akan kembali dimulainya Perang Dunia.

Walaupun pada masa tersebut telah ada badan internasional, yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB yang khusus menangani masalah dunia. Namun pada penyelenggaraannya, badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan yang terjadi. Apalagi akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini sebagian besar dirasakan oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika.

Lahirnya KAA

Dikutip dari Wikipedia, Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika. Berlangsung pada Senin 18 April 1955 hingga 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia. Tercatat ada 29 negara yang mengikuti konferensi ini.

Dipelopori oleh perwakilan 5 negara dan termasuk pengikut konferensi ini. Yaitu, Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia), Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India). Kemudian, Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri Pakistan), Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Sri Lanka) dan U Nu (Perdana Menteri Burma).

KAA memiliki untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika. Serta melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya

Hasil dan isi Konferensi Asia Afrika dituang dalam bentuk Dasasila Bandung. Secara umum berisi tentang pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.

Dasasila Bandung juga memasukkan prinsip –prinsip yang ada dalam piagam PBB serta prinsip-prinsip Nehru.

Agenda Peringatan Konferensi Asia Afrika 2019 Yang Ke-64

Dilansir dari situs Ayo Bandung, Museum KAA sudah menyiapkan sejumlah acara untuk memeriahkan peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-64 yang akan jatuh hari Kamis (18/04) besok.

Museum KAA akan bekerjasama dengan Telkom University untuk mengadakan pertemuan mahasiswa antar negara pada tanggal 24 April mendatang.

Kemudian, Museum KAA akan buka di malam hari pada Jumat (26/04/2019). Ini merupakan acara yang sangat special karena terbatasnya tempat dan waktu. Sehingga hanya untuk 400 orang peserta saja. Selain itu, akan hadir pula saksi sejarah dari KAA 64 tahun yang lalu.

Untuk acara penutup, Bandung Historical Study Games (BHSG) akan mengajak keliling para peserta untuk menyusuri beberapa tempat bersejarah yang ada di Bandung. Tidak hanya itu, peserta juga akan diberikan tantangan yang sudah disiapkan oleh panitia.

Pihak Museum KAA sendiri menyelenggarakan lomba untuk membuat vlog kreatif yang berlangsung sejak tanggal 1 April hingga 22 April. Peserta bisa meng-upload videonya melalui akun jejaring sosial Twitter, Instagram, dan fanpage di @AsiaAfricaMuseum museum KAA dengan tema “Aku dan Museum KAA”.

Gimana, Prestisian? Siap untuk ikut meriahkan KAA tahun 2019 besok?